SALATIGA-Universitas Islam Negeri Salatiga menggelar Upacara Hari Amal Bakti (HAB) ke-77. Kegiatan yang diikuti oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan UIN Salatiga tersebut digelar di halaman Gedung KH. Hasyim Asy’ari Kampus III, Selasa (3/1). Pada kesempatan itu, Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy membacakan pidato Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, “Kementerian Agama telah berubah. Birokrasinya lebih lincah dan responsif. Semua itu merupakan upaya meningkatkan kualitas dan mendekatkan layanan kepada masyarakat.”
Menag menilai perubahan yang dialami Kementerian Agama dapat dilihat dari apresiasi yang diberikan oleh kementerian/lembaga lain dan publik pada umumnya, “Pada tahun 2022, Kementerian Agama mendapat lebih dari 22 penghargaan. Lembaga pendidikan binaan Kemenag juga terus berprestasi di level nasional dan internasional. Capaian-capaian itu tentu harus ditingkatkan tahun ini.”
Dirinya menekankan bahwa dengan adanya tema Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat yang diangkat pada HAB ke-77 tersebut ada harapan agar seluruh keluarga Kementerian Agama dapat menjaga kerukunan, stabilitas, dan situasi kondusif menjelang hajat Pemilu 2024. “Di tahun politik ini, potensi terjadi ketidakrukunan di masyarakat akibat pilihan politik yang berbeda akan tetap ada. Politisasi agama akan makin sering dilakukan untuk meraih efek elektoral. Hal itu tentu harus diantisipasi dan dimitigasi agar kerukunan umat tidak ternodai,” lanjut Rektor membacakan pidato Menteri Agama.
Terakhir, Yaqut Qoumas berpesan agar keluarga besar Kemenag bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat menjadi yang terdepan dalam membina dan membangun suasana rukun serta damai agar perjalanan menyambut Pemilu dapat dinikmati sebagai pesta demokrasi dalam pengertian yang sesungguhnya.
Seusai upacara, Rektor UIN Salatiga memberikan penghargaan kepada Prof. Muh. Zuhri sebagai Guru Besar berdedikasi dalam bidang Ilmu Falaq. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada pengelola jurnal IJIMS UIN Salatiga, yaitu: Prof. Adang Kuswaya, Prof. Irfan Hilmy, dan Noor Malihah, Ph.D.