SALATIGA-Kementerian Agama Republik Indonesia menyampaikan Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait Penetapan 185 Guru Besar/Profesor di lingkungan Kementerian Agama, Selasa (25/3). KMA disampaikan secara luring-daring dan berpusat di Auditorium HM Rasyidi, Kemenag, Jakarta. Melalui KMA tersebut, Menag menetapkan tiga dosen UIN Salatiga sebagai guru besar. Ketiga dosen tersebut adalah: Prof. Dr. Mochlasin, M.Ag., Prof. Dr. Achmad Maimun, M.Ag., dan Prof. Supardi, M.Ag.
Sekretaris Jenderal Kemenag, Prof. Kamaruddin Amin dalam sambutannya mengatakan bahwa pencapaian akademik tersebut merupakan salah satu momentum untuk meningkatkan kualitas lembaga. “Pencapaian ini adalah hasil jerih payah dalam bidang akademik. Di beberapa negara seperti Jerman, gelar profesor didapat dengan proses yang lama dan susah. Tidak hanya itu, gelar profesor pun memiliki beban amanah yang besar. Maka saya harap, bapak/ibu sekalian dapat memaksimalkan potensi untuk membantu meningkatkan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam bidang keagamaan,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Suyitno, “Semoga guru besar ini tidak hanya titel yang menempel di depan nama, tetapi juga upaya untuk menjadikan pendidikan kita lebih berdaya saing.” Dirinya menilai daya saing perguruan tinggi keagamaan di Indonesia perlu ditingkatkan agar mendapat rekognisi internasional. “Rekognisi internasional didapat dari produktivitas dalam riset. Maka dari itu, guru besar perlu memaksimalkan hal tersebut,” tambahnya.
Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy menyampaikan selamat atas turunnya KMA Penetapan Guru Besar itu. “Selamat untuk para dosen yang ditetapkan menjadi guru besar. Alhamdulillah, melalui KMA kali ini UIN Salatiga mendapat tambahan tiga guru besar. Ini merupakan bentuk realisasi dari komitmen UIN Salatiga untuk memberikan layanan akademik terbaik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Zakiyuddin berharap guru besar yang ditetapkan pada kesempatan itu dapat menambah kekuatan UIN Salatiga dalam bidang riset dan menjadi dorongan untuk dosen lain agar meraih capaian serupa. (nhl)