SALATIGA-Perpustakaan Universitas Islam Negeri Salatiga mengadakan Seminar Internasional bertajuk The Future of Library Development: Best Practices and Predictions pada Rabu (14/12). Kegiatan yang diadakan di Ruang Rapat Gedung KH. Hasyim Asy’ari tersebut juga dilaksanakan secara online melalui aplikasi zoom. Kepala UPT Perpustakaan UIN Salatiga, Dr. Wiji Suwarno mengatakan bahwa kegiatan yang bekerja sama dengan Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS) itu bertujuan untuk memperluas wawasan pustakawan dan sebagai ajang untuk bertukar informasi mengenai perkembangan perpustakaan yang sesuai dengan zaman. “Terima kasih kepada peserta yang sudah hadir pada kesempatan ini. Saya sangat mengapresiasi partisipasi semua peserta,” ujarnya di hadapan 60 peserta yang hadir secara langsung.
Mewakili pimpinan, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN Salatiga, Prof. Adang Kuswaya membuka Seminar Internasional tersebut. Dalam sambutan pembukaannya, Guru Besar bidang Tafsir itu berpesan agar para pustakawan selalu memperluas visi, “Membesarkan perpustakaan yang merupakan jantung peradaban adalah tantangan yang besar. Mau tidak mau, perpustakaan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tantangan ini bisa dihadapi dengan memperkaya ilmu dan visi.”
Pemaparan dimulai oleh Ahli dari SES Jerman, Monika Lieberam yang menyampaikan cara agar perpustakaan dapat mengikuti laju perkembangan dan perubahan zaman. “Perpustakaan UIN Salatiga saat ini telah memiliki layanan digital yang merupakan bukti adaptasi. Layanan tersebut harus senantiasa dioptimalkan agar dapat mempermudah akses layanan perpustakaan secara keseluruhan,” jelasnya.
Selain itu, Monika juga memberi gambaran singkat mengenai tata kelola Perpustakaan Nasional di Jerman. Gambaran tata kelola perpustakaan internasional juga disampaikan oleh salah satu dosen UIN Salatiga, Miftah.
Selanjutnya ada pula paparan mengenai transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Salatiga, Sri Sarwanti. Dirinya menilai baik Perpusda Salatiga dan Perpustakaan UIN Salatiga telah mulai sadar untuk menciptakan layanan publik yang inklusif. “Saya harap di masa yang akan datang, perpustakaan yang ada di Salatiga dapat memberikan layanan yang accessible bagi semua masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih dekat dengan perpustakaan,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu disampaikan juga materi mengenai penulisan ilmiah oleh salah satu pustakawan UIN Salatiga, Ifonilla Yenianti.