Fiona, Mahasiswa Non-Muslim Pertama di UIN Salatiga

SALATIGA-UIN Salatiga berupaya untuk meningkatkan inklusivitas dengan menerima mahasiswa non-muslim pada tahun ajaran 2023/2024. Salah satunya adalah Fiona, mahasiswi beragama Kristen Protestan yang berasal dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.

Perjalanan Fiona (19) di kampus penerima predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi itu dimulai dari paparan yang diberikan oleh gurunya semasa SMP. Gurunya meyakinkan bahwa UIN Salatiga telah menerima mahasiswa non-muslim. Keraguan Fiona segera hilang setelah pertemuan virtual dengan Wakil Rektor dan perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Salatiga.

Fiona lantas mengambil jurusan Teknologi Informasi di UIN Salatiga lantaran pelajaran tersebut telah ia sukai sejak duduk di bangku SMA. Tak hanya mengikuti proses pembelajaran, Fiona juga aktif mengikuti komunitas pada progam studinya.

Mahasiswi penerima beasiswa kolaborasi UIN Salatiga dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Malaysia tersebut mengaku dapat menyesuaikan diri dengan mudah. Meski awalnya merasa menjadi pusat perhatian karena tidak memakai jilbab seperti mahasiswi lainnya, Fiona tetap bisa beradaptasi.

Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy mengatakan kehadiran mahasiswa non-muslim menambah keragaman yang ada di UIN Salatiga. Dirinya berharap UIN Salatiga bisa menjadi kampus inklusif yang mewadahi generasi muda dari berbagai latar belakang untuk belajar.

Langkah yang diambil oleh UIN Salatiga untuk menerima mahasiswa non-muslim tersebut sejalan dengan rencana Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi mengimbau PTKIN untuk menerima lebih banyak mahasiswa dari berbagai latar belakang agama. Menurutnya, PTKIN harus membuka kran penerimaan mahasiswa non-muslim agar meningkatkan pendidikan inklusif di lingkungan Kementerian Agama.

(Disarikan dari tulisan Suci Amaliyah)