SALATIGA-Rektor Universitas Islam Negeri Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy memberi apresiasi kepada Pusat Studi Gender dan Anak UIN Salatiga yang berhasil meraih penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG) dalam Kategori Tata Kelola Responsif Gender Terbaik pada ajang PTRG Award yang diselenggarakan di UIN Raden Fatah Palembang Sumatera Selatan, Selasa-Kamis (15-17). “Alhamdulillah. Puji syukur atas raihan yang dicapai PSGA UIN Salatiga. Seiring dengan alih status menjadi universitas dan satker Badan Layanan Umum (BLU), UIN Salatiga akan terus meningkatkan layanan, termasuk bagaimana UIN Salatiga menciptakan lingkungan pendidikan yang aman untuk semua,” ujarnya.
Prof. Zakiyuddin berharap capaian ini dapat ditingkatkan sehingga di masa yang akan datang, sehingga dengan adanya dukungan dari sivitas akademika, PSGA UIN Salatiga dapat mengimplementasikan secara menyeluruh komponen-komponen perguruan tinggi responsif gender, “Tugas besar untuk UIN Salatiga, khususnya tim PSGA untuk menginisiasi, memberi konsep, dan mengorganisir penyelenggaraan kampus yang responsif gender.”
Menanggapi capaian tersebut, Kepala PSGA UIN Salatiga, Dr. Muna Erawati mengatakan bahwa prestasi itu tidak akan bisa didapat jika tidak ada dukungan dari para pimpinan, dan kerja sama dari tim LP2M; Konsultan PSGA, Dr. Lilik Sriyanti; kepala/direktur PSGA yang telah purna bakti; Duta PSGA UIN Salatiga, Aprilian Ria, M.Pd.; pengurus PSGA & OSSOS/F UIN Salatiga; sivitas akademika UIN Salatiga, serta lembaga rekanan lainnya.
PTRG Award 2022 adalah salah satu rangkaian dari kegiatan Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak PTKIN. Pada kesempatan tersebut, UIN Salatiga bersama enam PTKI lain ditetapkan dalam peringkat utama, empat PTKI pada peringkat madya, dan 11 PTKI berada pada peringkat pratama.
Penilaian kriteria Perguruan Tinggi Responsif Gender didasarkan pada terpenuhinya tujuh indikator yaitu kelembagaan responsif gender, pendidikan dan pengajaran responsif gender, penelitian responsif gender, pengabdian responsif gender, tata kelola responsif gender, pencegahan kekerasan seksual terbaik, dan penanganan kekerasan seksual terbaik.