UIN Salatiga Kukuhkan 2555 Mahasiswa Baru, 36 dari Luar Negeri

SALATIGA-Universitas Islam Negeri Salatiga mengukuhkan 2555 mahasiswa baru Tahun Akademik 2024/2025 melalui Sidang Senat Terbuka di Auditorium Prof. Dr. H. Achmadi, Rabu (4/9). Kesempatan tersebut sekaligus digunakan untuk menggelar Kuliah Umum yang diisi oleh Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Salatiga, Prof. Saerozi, dari 2555 mahasiswa baru yang dikukuhkan hari itu, 36 di antaranya adalah mahasiswa asing dari berbagai negara yang mendaftar di program pascasarjana dan program sarjana. “Alhamdulillah, makin lama makin banyak mahasiswa asing yang belajar di UIN Salatiga. Untuk tahun ini, ada mahasiswa asing dari 15 negara yang mendaftar, mulai dari negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina hingga negara-negara Afrika seperti Mali, Uganda, Ghana, Nigeria, dan sebagainya. Semoga tahun depan semakin banyak mahasiswa asing yang belajar di sini,” lanjutnya.

Dirinya juga menyampaikan bahwa UIN Salatiga makin inklusif karena sudah beberapa tahun terakhir menerima mahasiswa non-Islam, “Teman-teman beragama Kristen dan Katholik yang belajar di UIN Salatiga juga kami beri kesempatan untuk belajar agama yang mereka yakini.”

Pada kesempatan tersebut, Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy menyampaikan bahwa UIN Salatiga terus berupaya untuk mengembangkan sisi akademik dan non-akademik, “Kita semua berupaya berakselerasi untuk mencapai visi-misi yang telah ditetapkan. Salah satu yang perlu diperhatikan sebagai kata kunci pengembangan lembaga adalah moderasi. Sivitas akademika UIN Salatiga harus bisa menjadi teladan untuk menjunjung moderasi.”

Prof. Zakiyuddin menilai UIN Salatiga harus bisa mendorong dan menguatkan branding Kota Salatiga sebagai Kota Harmoni yang toleran. “Kita harus bisa berpartisipasi aktif dan positif terhadap branding Kota Salatiga sebagai kota toleran. Jadikan kesempatan kuliah umum ini untuk jadi momentum pemantik pemikiran moderat,” pungkasnya.

Kegiatan diakhiri dengan paparan materi mengenai Moderasi Beragama di Era Kecerdasan Buatan oleh Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A. Dalam paparan yang disampaikan, Riza Ul Haq menyampaikan bahwa mahasiswa harus meningkatkan literasi untuk bisa mengimbangi perkembangan teknologi. “Moderasi beragama dapat dicapai dengan adanya komitmen kebangsaan yang kuat, toleransi, penerimaan terhadap tradisi dan modernita, serta menjauhi kekerasan,” tambahnya. (nhl)